Hay gaess, terima kasih sudah berkunjung
di blog rintisan nan penuh rintihan ini. Kali ini penulis menyiapkan sebuah
cerpen yang tentunya bisa menemani waktu luang para pembaca sekalian, cerpen
ini tentunya juga banyak sekali pesan moral dan menginspirasi kita semua.
Cerpen ini adalah sebuah karya siswi yang bernama Mureen Cahayli, kelas 9B SMP
Immanuel Bandar Lampung tahun ajaran 2019/2020. Sebelum membaca lebih lanjut,
untuk pembaca yang ingin mengcopy cerpen ini penulis persilahkan, akan tetapi
disertai sumber didapatnya cerpen ini (nama blog) serta menuliskan nama penulis
aslinya. Karena pada dasarnya ini adalah karya orang lain, kita harus
mengapresiasinya dan juga hal ini dilakukan untuk menghindari tindakan
pencurian karya orang lain. Okee basa-basinya cukup, selamat membaca gaess..
TITIK
BALIK
By : Maureen Cahayli
Disuatu apartemen disebuah kota,
hiduplah seorang anak laki laki bernama Kroko, yang mana ayahnya bernama Bido
dan ibunya Nara, mereka adalah musisi terkenal dari Jepang. Kroko sang anakpun
adalah seorang artis cilik. Ia telah menjadi artis semenjak usianya yang masih
belia, yakni pada usia 5 tahun.
Diusianya yang masih 5 tahun, ia
sudah bekerja keras, bahkan dimasa dimana anak seusianya masih bermain, ia
sudah berlatih bagi masa depannya, ia sudah menyaingi artis lain yang jauh
lebih dewasa darinya. Tak disangka, kehidupan didunia music memang sangat
keras, kebencian, persaingan, iri, itulah yang terjadi sehari hari.
Sebetulnya Kroko tidak pernah ingin
menjadi artis, ia ingin menjadi seorang koki, namun karena sang ayah
menginginkam Kroko menjadi aris, Krokopun menurutinya. Suatu hari, Bido
mendapat kabar bahwa di Korea akan diadakan audisi dan pelatihan untuk menjadi
yang bintang dunia, dimana para artis akan diadu lagi untuk menyatakan siapakan
yang paling bersinar diantaranya.
Kroko dan ayahnya memutuskan untuk
ikut audisi tersebut. Kroko dengan diantar sang ayah pergi ke Nagoya, untuk
audisi, disana ada begitu banyak bintang yang memiliki suara emas. Krokopun
merasa takut dan pesimis. Namun, berkat dukungan dari ayahnya, Krokopun kembali
bersemangat dan bekerja keras. Akhirnya, tiba saatnya dimana Kroko harus
mengeluarkan semua kemampuannya, iapun bernyanyi dengan sangat baik, ia pun
mendapat tawaran untuk dilatih lagi. Namun, sebelum itu Kroko harus
menandatangani perjanjian dimana ia harus tinggal di Korea selama 5 tahun,
diasrama tanpa ayah dan ibunya.
Krokopun berpikir ingin mundur.
Namun, ayahnya memberi semangat untuk tetap melangkah ketahap selanjutnya.
Haripun sudah sore, Kroko dan ayahnya memutuskan untuk pulang kerumah, mereka
berjalan sambal mencari taxi, diperjalanan ayah dan Kroko berbincang – bincang
tentang menjadi artis terkenal. “Ayah, aku takut, ketika aku pergi dam tinggal
di Korea nanti, aku tidak bisa bertemu ayah dan ibu lagi, aku tidak bisa hidup
jauh dari kalian.” Kata kroko. “Anakku, hanya karena ayah dan ibu berada di
Jepang, dan kau di Korea, bukan berarti berkat dan doa kami tidak bersamamu
nak, kami akan selalu mendoakan dan mendukungmu dari jauh.” Jawab sang ayah
Tiba – tiba saja, ketika hendak
menyebrangi jalan, ada mobil dengan kecepatan tinggi yang hendak berlari menuju
Kroko, “Kroko awas……” teriak sang ayah. Bidopun mendorong tubuh Kroko menjauhi
mobil tersebut. “brukkkk……..” bunyi mobil tersebut menabrak sang ayah.
“Ayah…….” Ucap Kroko. “Ayah, bangun, ayah… maafkan aku, karena aku, ayah jadi
begini.” Krokopun segera menelpon mobil ambulance untuk segera datang.
Sesampainya ambulance ditempat tersebut, Bido segera dibawa ke rumah sakit,
namun sayangnya ditengah perjalanan, sang ayah dinyatakan meninggal dunia.
Kroko sangat terpukul akan kejadian
ini, iapun menghububungi ibunya, “Halo, ibu, ayah bu…, ayah…” ucap Kroko sambal
menangis. “Ada apa Kroko? Ada apa dengan ayahmu?” kata ibu dengan khawatir.
“Ayah mengalami kecelakaan….” Kata Kroko dengan air mata mengalir membasahi
pipinya. “Apaaaaaaaaaaaaa? Bagaimana ini terjadi, Kroko?” ucap ibu dengan nada
terkejut. “Ayah menyelamatkanku dari maut, bu, ini salahku, maafkan aku, bu.”
Kata Kroko.
Kamu dimana nak? Ibu akan kesana.”
Ucap ibu sambal menahan sakit didadanya. “aku di rumah sakit xxxxxxx, bu,
cepatlah kesini.” Kata Kroko. “Ibu akan segera kesana, nak tunggu ibu.” Kata
Nara sambal menghapus air matanya. Sesampainya dirumah sakit, Narapun menangis
histeris, membuat Kroko khawatir, bahwa ibunya akan mengalami jantung. “Bu,
maafkan aku bu, ini salahku.” Ucap Kroko sambal sujud di bawah kaki ibunya.
“Tidak nak, ini bukan salahmu, memang sudah waktunya ini terjadi, bukankah
kalian pergi hanya untuk audisi? Tanya Nara. “Iy bu, kami pergi untuk audisi,,
sepulang audisi, kami berbincang – bincang dijalan, tiba – tiba saja, ada
sebuah mobil berlari padaku, ayah yang melihatnya langsung mendorongku menjauh
dari hantaman mobil itu, dan akhirnya mobil itu menghantam tubuhnya.” Jelas
Kroko sambal menangis. “Sudahlah nak, ini bukan salahmu, ini memang sudah
rencana Tuhan, pasti Tuhan memberikan masalah ini dengan pertimbangannya yang
adil.” Jawab ibu dangan bijak.
Haripun berlalu, setelah ayah Kroko
dimakamkan krokopun berjanji kepada almarhum sang ayah, ”Ayah, aku berjanji
padamu, suatu hari nanti aku pasti akan menjadi bintang dunia, yang mana akan
menggemparkan dunia, itu pasti.” Janji Kroko. Hari – hari menyedihkan itupun
berlalu, tibalah hari dimana Kroko memutuskan untuk pergi jauh dari ibunya yang
hanya tinggal sendiri itu. “Ibu, aku minta maaf padamu, sekarang aku
meninggalkanmu sendirian, aku pasti kembali, namun sebagai Kroko sang bintang
dunia, yang lebih menggemparkan dunia ini.” Ucap Kroko pada sang ibu. “Ibu
percaya padamu nak, ibu akan menunggumu
hingga saat itu tiba.” Kata ibu sambil mengelus kepala Kroko.
Krokopun pergi dari Jepang menuju ke
Korea untuk pelatihannya sebagai bintang dunia. Sesampainnya di Korea, Kroko
mengalami banyak sekali rintangan, mulai dari perbedaan budaya, orangnya, dan
gaya hidup yang berbeda. Hal ini tidak membuat semangatnya patah, kerja keras
dan amanat sang ayah yang membuatnya mengejar mimpinya. Disana ada banyak
sekali orang orang berbakat, dirinya bahkan dibandingkan dengan yang lainnya.
“Hei kamu, iya kamu! Kamu itu ya, kalo nyanyi yang bener dikit napa? Suara kamu
itu fals banget, beda sama yang lainnya, suaranya halus banget, kayak kapas,
lah kamu?” kata seorang pelatih pada Kroko. “Iya pak, maafkan saya, saya orang
baru disini, saya belum tau banyak tentang cara bernyanyi yang benar dan
tepat.” Kata Kroko dengan kepalanya yang tertunduk. “Maaf, maaf, mangkanya,
kalua latihan itu yang bener dong!” kata pelating dengan ketusnya.
Tahun demi tahunpun berlalu,
Krokopun tumbuh menjadi pria dewasa yang tampan, dengan suara dalamnya yang
khas. Iapun tampil sebagai bintang dunia. Hingga suatu hari, “Astaga itukan
Kroko, artis yang lagi ngetop banget itu.” Ucap salah seorang fansnya. “Ah
mana?” Kata yang lainnya. “Oh iya, itu Kroko, OMG!” kata fans tersebut. “Kroko,
boleh kami minta tanda tanganmu?” kata para fans. “Oh iya tentu.” Balas kroko
dengan raham. Krokopun memberikan tanda tangannya pada semua fansnya.
Pada saat itu, Kroko hendak pulang
ke Jepang, kerumahnya, untuk bertemu dengan sang ibu. Bertahun – tahun tak
bertemu, membuat Kroko ingin segera bertemu ibunya. “Ibu………..” kata Kroko
dengan air mata bahagianya. Krokopun segera memeluk sang ibu yang kini yelah
berambut putih. “Kroko saying………, ibu merindukanmu, dulu kau bilang, hanya akan
pergi selama 5 tahun, tapu kini bahkan sudah 13 tahun berlalu, kemana saja kau
nak? Ibu mencoba untuk menghubungimu selama ini, tapi kau tak pernah
mengangkatnya, ibu mengira kau tak akan pernah kembali lagi.” Jawab ibu sambil
menangis terharu, dimana dia masih tak percaya bahwa anak yang dulunya masih
remaja, kini telah tumbuh dewasa.
“Aku minta maaf bu, ketika di Korea,
aku dilatih dengan sangat keras, bahkan handponeku disita dan tak dikembalikan
selama 5 tahun, kontrakku diperpanjang lagi, membuatku ingin menyerah saja,
namun aku teringat ayah, membuatku ingin mengejar mimpiku kembali.” Jelas Kroko
dengan air mata mengalir. Sudahlah nak, yang penting sekarang kau kembali, ibu
senang melihatmu menepati janjimu, kau juga baik – baik saja sekarang, marilah
kita masuk, ibu akan membuatkanmu kopi kesukaanmu.” Kata ibu sambil tersenyum.
Ketika ibu sedang membuatkan kopi untuk Kroko, tiba – tiba saja jantungnya
kumat, membuatnya kesakitan, dan menjatuhkan gelas kopi. “trakkk…..” bunyi
gelas jatuh. “Ibuuuuuuuuu…….” Teriak
Kroko, ketika Kroko berlari menuju dapur, Kroko menemukan ibunya yang sudah
terjatuh dilantai dapur. “Ibu, bangun bu, bu.” Ucap Kroko. Krokopun mengecek
detak nadi dan nafasnya, sayangnya ibunya telah meninggal dunia.
“Ibu, aku bahkan baru bertemu
denganmu, ada apa ini bu? Apa ini?” tanya Kroko dengan sedih dan kecewa.
“Tuhan, selama ini aku sudah berusaha untuk hidupku, tapi, inikah yang kuterima
darimu? Mengapa ini sangat tidak adil? Ketika aku baru saja bahagia, sejenak
kau ambil semua kebahagiaanku dariku dan menggantikannya dengan kabar buruk.
Dulu ayahku, dan sekarang ibukupun Kau ambil, kenapa tidah nyawaku saja yang
Kau ambil?” kata Kroko dengan kecewa. Haripun berlalu dengan cepat, kesedihan
yang Kroko pendam, membuatnya masih belum bisa melupakan ibunya, namun, iapun kembali ke Korea, ia dengan wajahnya
yang sembab dan lelah memutuskan untuk pergi ke sungai, disana ia ingin
melepaskan kesedihannya, iapun menangis sekeras kerasnya, namun taka da yang peduli
padanya.
Hal ini membuatnya semakin sedih,
hingga muncullah pikiran dimana ia ingin mengakhiri hidupnya. Iapun melompat
kesungai tersebut, dan membuat orang yang ada disekitarnya berteriak ketakutan
dan berusaha menolong Kroko. Krokopun dibawa ke rumah sakit dan koma. Ternyata,
roh Kroko berada di alam lain, roh Kroko bertemu dengan roh ibunya. “Ibu,
itukah engkau?” tanya Kroko. “Anakku, bagaimana kamu bisa berada disini? Ini
belum waktumu, nam” kata ibu kepada Kroko. “Ibu, Tuhan tidak adil padaku, bu,
Tuhan selalu mengambil hal – hal yang membuatku bisa tersenyum. Aku ingin
bersama ayah dan ibu lagi” jawab Kroko. “Kroko, tidakkah kamu berpikir bahwa
selama ini, Tuhan masih mengaruniaimu dengan kesuksesan, saat kau didunia kau
masih memiliki para fansmu, saat kau terlahir, kau dilengkapi dengan keluarga
yang menyayangimu, dan kini kau marah hanya karena kami tidak ada bersamamu
didunia lagi?” kata ibu
Kroko hanya dapat terdiam, “Kroko,
kembalilah ke dunia, belum saatmu untuk ada disini.” Kata ibu. Secara tiba –
tiba roh Krokopun kembali masuk ketubuh Kroko. “Astaga Tuhan, apa yang terjadi?
Bagaimana hal ini mungkin? Ampuni aku Tuhan, ampuni aku akan kesalahanku.” Ucap
Kroko kepada Tuhan. Semenjak saat itu, Krokopun hidup dalam rasa syukurnya
kepada Tuhan dan kembali sebagai bintang dunia yang bersinar.
*Selesai
0 comments:
Post a Comment