Saturday, November 27, 2021

Menilik Sejarah Bahasa Indonesia Dari Ejaan Van Ophuijen sampai Ejaan Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi yang bisa diungkapkan baik secara lisan maupun tulis. Pada dasarnya setiap negara memiliki bahasa tersendiri sebagai lambang identitas suatu negara. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan pulau-pulau yang terpisah memiliki berbagai macam bahasa daerah, dan Indonesia menggunakan sebuah bahasa persatuan untuk menyatukan berbagai kemajemukan bahasa daerah dengan bahasa persatuan yang disebut Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia tidaklah terlahir mutlak seperti sekarang ini, terdapat sejarah panjang dan proses memakan waktu yang lama sehingga jadilah sebuah ejaan bahasa indonesia yang telah ditetapkan menjadi pedoman berbahasa indonesia dari tahun 2015 lalu.

Rintisan awal lahirnya Bahasa Indonesia adalah berawal dari Bahasa Melayu yang sudah digunakan menjadi lingua franca (bahasa yang digunakan masyarakat yang memiliki bahasa berlainan) yang menyebar karena digunakan pelbagai suku lain seperti orang Jawa, Madura, Batak, Bali. Asal Bahasa Melayu sendiri berdasarkan pendapat dari seorang sarjana berasal dari pulau Sumatra kemudian tersebar ke pelosok-pelosok Asia Tenggara. Faktanya 2 Mei 1926 saat kongres pemuda I menjadi hari kelahiran Bahasa Indonesia. Yakni ketika M. Tabrani menyatakan bahwa bahasa bangsa Indonesia haruslah Bahasa Indonesia, bukanlah Bahasa Melayu. Lalu pada 28 Oktober 1928 pada kongres pemuda kedua sekaligus mencatatkan sebuah peristiwa sejarah yaitu Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia diterima sekaligus dikukuhkan sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, pada bulan Oktober selain memeringati hari sumpah pemuda, pada bulan itu juga diperingati atau disebut juga sebagai bulan bahasa. Karena pada bulan Oktober bahasa Indonesia mulai ditetapkan atau dikukuhkan sebagai bahasa persatuan negara Indonesia.


Sebelum lahirnya Bahasa Indonesia, ejaan apa yang digunakan masyarakat Indonesia hingga sekarang? Berikut ini akan dijelaskan secarai historis perkembangan ejaan Bahasa Indonesia hingga digunakan sekarang. 

Ejaan Van Ophuijen

Sejarah awal ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen pada tanggal 1901. Ejaan ini menggunakan huruf latin dan sistem ejaan Bahasa Belanda yang diciptakan oleh Charles A. van Ophuijen. Maklum saja penggunaan ejaan ini masih dalam pengaruh jajahan Belanda, dan pada tahun 1928 baru ditetapkannya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan. Ejaan ini berakhir digunakan sampai tahun 1947.

Ejaan Soewandi

Ejaan Soewandi atau disebut juga Ejaan Republik diberlakukan dari 17 maret 1947 hingga tahun 1956. Pemerintah berkeinginan untuk menyempurnakan Ejaan van Ophuijen. Hal tersebut pada dasarnya sudah dibicarakan dalam kongres Bahasa Indonesia I yang dilaksanakan di Solo, tepat sepuluh tahun dari peristiwa sumpah pemuda yaitu 1938.

Ejaan Pembaharuan

Ejaan pembaharuan lahir setelah Menteri Mohammad Yamin mengagas dalam Kongres Bahasa Indonesia II pada tahun 1954 untuk menyempurnakan Ejaan Soewandi. Ejaan pembaharuan digunakan pada tahun 1956 sampai 1961.

Ejaan Melindo

Ejaan Melindo (digunakan 1961-1967) merupakan ejaan yang lahir dari Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia. Pembaruan ini dilakukan karena adanya beberapa kosakata yang menyulitkan dalam penulisannya. Namun, peresmian ejaan ini gagal karena adanya konfrontasi (pertentangan) antara Indonesia dengan Malaysia pada 1962.

Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK)

Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang kini dikenal sebagai Pusat Bahasa pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru atau dikenal juga sebagai Ejaan LBK. Ejaan ini lanjutan dari usaha ejaan Melindo (Melaju Indonesia) yang saat itu gagal diresmikan.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

EYD merupakan ejaan yang cukup lama digunakan, dan masyarakat Indonesia khususnya yang hidup di tahun 2000-an, pernah menggunakan EYD ini sebagai pedoman dalam berbahasa Indonesia. EYD atau Ejaan Yang disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972 hingga 2015. Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan yang memanfaatkan seluruh huruf alfabet. Seperti kita ketahui seperti ejaan Soewandi, yang menggunakan beberapa huruf untuk menjadi sebuah huruf, sebagai contoh oe untuk vokal u, huruf j yang dibaca y, serta gabungan huruf tj untuk mlambangkan huruf j, yang mengakibatkan beberapa huruf tidak terpakai dalam penulisan Indonesia diberlakukannya EYD inilah yang membuat semua huruf alfabet bisa digunakan seuruhnya. Ejaan Yang disempurnakan pernah mengalami perbaikan yaitu pada tahun 1987 dan 2009.

Ejaan Bahasa Indonesia

Pemerintah terus mengupayakan pembenahan pada Ejaan Bahasa Indonesia melalui badan milik pemerintah yaitu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia mulai diberlakukan sekaligus diresmikan pada tahun 2015 pada masa pemerintahan Joko Widodo dan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia masih digunakan hingga sekarang ini.

Setelah dilihat mengenai sejarah perkembangan Bahasa Indonesia dapat dilihat bahwa banyaknya perubahan dan perkembangan yang terjadi, yang membuktikan bahwa hakikat bahasa itu dinamis. Bahasa dinamis yaitu terus berubah mengikuti perkembangan zaman, baik dari bunyi, tulisan, maupun bentuk bahasa.

Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak muda yang belum mengetahui sejarah panjang terbentuknya Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia di masa kini kalah saing dengan bahasa asing seperti bahasa Inggris. Banyak anak muda lebih sering memelajari Bahasa Inggris ketimbang Bahasa sendiri yaitu Bahasa Indonesia. Memang, di masa modern ini penting untuk memelajari Bahasa Inggris, akan tetapi tentu haruslah adil mampu membagi porsi untuk tetap memelajari Bahasa Indonesia.

Bahkan karena minimnya pengetahuan tentang sejarah Bahasa Indonesia banyak anak muda khususnya pelajar masih belum mengetahui bahwa saat ini Bahasa Indonesia sudah menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia. Yang diingat oleh setiap anak muda khususnya pelajar adalah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) padahal EYD sudah diganti dari tahun 2015 menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).


Lalu bagaimana solusi untuk anak muda khususnya kaum pelajar agar tidak ketinggalan dalam perbendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia? Tentunya dengan memersiapkan terlebih dahulu pedoman. Kini Bahasa Indonesia menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia, dan buku pedomannya adalah Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PUEBI) yang sudah melalui beberapa tahap revisi, tentunya sudah tersedia bebas di pasaran hingga tersedia file pdf untuk bisa diunduh. Bisa juga dengan selalu bersahabat dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jika dengan bersahabat dengan kamus berat karena harus membawa kamus tebal yang berat, pemerintah pun sudah menyediakan KBBI daring (online) yang bisa diunduh pada smartphone sehingga bisa diakses di manapun dan kapanpun.

Jadi, untuk para pembaca solusi agar selalu tidak tertinggal serta memperbanyak perbendaharaan kata bahasa indonesia:

1. PUEBI yang sudah direvisi pemerintah

2. Mempunyai atau menginstal aplikasi KBBI Daring dari Kemdikbud

3. Mengombinasikan aplikasi-aplikasi yang disediakan pemerintah disetiap belajar di sekolah pelajaran Bahasa Indonesia maupun ketika membaca-membaca berita online

Patut diketahui dan juga berbangga, bahwa Bahasa Indonesia dipelajari di beberapa negara lain seperti Vitenam, Jepang, Korea Selatan, Ukraina, Australia, Kanada, Hawaii, Suriname, Jerman, dan juga di Ghuangzou. Hal ini tentu sebagai sentilan untuk para kaum muda khususnya pelajar agar jangan kalah dengan negara lain yang memelajari Bahasa Indonesia. Dan patut mengetahui sejarah awal Bahasa Indonesia dari Ejaan van Ophuijen sampai Ejaan Bahasa Indonesia.

Jadi meski di tengah modernisasi ini, khususnya para pelajar yang akan selalu dan harus melestarikan penggunaan Bahasa Indonesia wajib mengetahui sejarah maupun perkembangan Bahasa Indonesia dan juga terus menggunakan fasilitas-fasilitas pemerintah yang berupaya untuk memudahkan bangsa Indonesia untuk mengembangkan bahasa Indonesia serta terus belajar dengan tekun dan mengombinasikan teknologi terbaru dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah agar Bahasa Indonesia tidak tergerus bahasa asing dalam penggunaannya. Kembali lagi ke sejarah, semua harus ingat ikrar sumpah pemuda yang ketiga yaitu, “Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan Bahasa Indonesia.”



Referensi :

Kridalaksana, Harimurti.2018. Masa-Masa Awal Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Obor

Dalman. 2016. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: RajaGrafindo

Chaer Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Maryova, Frieska. 2017. Modul Penyuluhan Bahasa. Bandar Lampung: STKIP PGRI

https://www.suara.com/news/2020/12/02/202020/sejarah-ejaan-bahasa-indonesia-dan-perkembangannya?page=all

https://www.google.com/amp/s/yoursay.suara.com/amp/lifestyle/2021/08/13/111312/berbanggalah-bahasa-indonesia-diajarkan-di-10-negara-ini 


 
biz.