Saturday, April 20, 2024

PERBEDAAN AFILLIATOR DAN INFLUENCER

Pernah mendengar affiliate? Dan pernah juga mendengar istilah influencer? Kedua istilah yang bagi penulis sama-sama mengajak atau mencari orang lain ini membuat penulis tertarik untuk membahasnya. Yuk simak penjelasan penulis dari kedua istilah yang populer ini di zaman serba online ini.

Secara umum, perbedaan antara "afiliasi" dan "influencer" terletak pada cara mereka bekerja dengan merek dan bagaimana mereka mempengaruhi audiens mereka:

 

AFILIASI:

-Afiliasi adalah individu yang memasarkan produk atau layanan orang lain melalui tautan afiliasi.

- Mereka biasanya menerima komisi berdasarkan penjualan atau tindakan yang dihasilkan dari tautan afiliasi yang mereka bagikan.

- Afiliasi biasanya menggunakan blog, situs web, atau saluran media sosial mereka sendiri untuk mempromosikan produk atau layanan tertentu.

- Pengikut mereka mungkin kurang terikat secara emosional dengan afiliasi, tetapi mereka mungkin lebih menerima pengaruh afiliasi jika ada bukti yang kuat tentang kualitas produk atau layanan.

INFLUENCER:

- Influencer adalah individu yang memiliki pengaruh besar di media sosial atau platform online lainnya.

- Mereka memiliki audiens yang besar dan terlibat yang mempercayai dan memperhatikan rekomendasi mereka.

- Influencer menggunakan pengaruh mereka untuk mempromosikan produk atau layanan kepada audiens mereka.

- Influencer sering kali dibayar secara langsung oleh merek untuk mempromosikan produk atau layanan mereka kepada audiens mereka.

- Pengikut mereka sering kali merasa lebih terikat secara emosional dengan influencer dan lebih cenderung mengikuti rekomendasi mereka karena hubungan yang kuat antara influencer dan audiens.


Jadi, sementara afiliasi lebih fokus pada penghasilan dari penjualan yang dihasilkan dari tautan afiliasi mereka, influencer lebih fokus pada memanfaatkan pengaruh mereka dan hubungan yang mereka bangun dengan audiens mereka untuk mempromosikan merek atau produk.

Arti Waifu, Wibu, Husbu, Wibu, Seiyu, Loli, dan Otaku

Obsesi dengan budaya Jepang sudah menjadi hal yang umum di masarakat Indonesia. Dengan banyaknya yang menyukai budaya Jepang, secara tidak langsung mereka yang menggemari budaya jepang membawa suatu istilah-istilah asing dalam bahasa Jepang ke lingkungan masyarakat. Seperti "otaku" dan "waifu" dan masih banyak lagi. penggunaan istilah-istilah ini mencerminkan kekayaan budaya Jepang yang beragam. Melalui artikel ini, penulis akan mengajak pembaca untuk menjelajahi beberapa istilah Jepang yang umum digunakan dan memberikan pemahaman tentang makna dan konteks penggunaannya. Tanpa banyak basa-basi langsung saja simak penjelasan berikut.

WAIFU

Istilah "waifu" berasal dari bahasa Inggris yang digunakan oleh komunitas pecinta anime dan manga. Istilah ini merujuk kepada karakter wanita dari anime, manga, atau permainan video yang dianggap sebagai "istri fiksi" atau karakter yang sangat disukai dan diidamkan oleh penggemar.

Secara harfiah, "waifu" berasal dari kata "wife" (istri) dalam bahasa Inggris, tetapi dengan ejaan yang diubah untuk menyesuaikan dengan pengucapan yang lebih dekat dengan bahasa Jepang. Penggunaan istilah ini sering kali mencerminkan ikatan emosional yang kuat antara penggemar dengan karakter tersebut, meskipun karakter tersebut hanya merupakan penciptaan fiksi dalam dunia anime atau manga.

Perlu diingat bahwa istilah "waifu" sering digunakan secara santai dalam komunitas penggemar dan tidak selalu harus diartikan secara serius

HUSBU

"Husbu" adalah singkatan dari kata "husband" dalam bahasa Inggris, yang berarti "suami" dalam bahasa Indonesia. Istilah ini sering digunakan dalam bahasa gaul atau bahasa net, terutama dalam lingkungan online, untuk merujuk kepada karakter pria dari anime, manga, atau permainan video yang dianggap sebagai "suami fiksi" atau karakter yang sangat disukai oleh penggemar. Seperti halnya dengan "waifu" untuk karakter wanita, "husbu" digunakan untuk karakter pria yang diidamkan atau dipuja oleh penggemar, meskipun karakter tersebut hanya merupakan kreasi fiksi.

WIBU

"Wibu" adalah istilah slang yang digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang sangat menyukai budaya populer Jepang, terutama anime, manga, dan permainan video. Istilah ini sering kali digunakan secara informal di kalangan remaja atau penggemar budaya populer Jepang.

Kata "wibu" sebenarnya adalah singkatan dari "weeaboo," yang awalnya merupakan istilah yang digunakan dalam komunitas online untuk menyebut orang-orang yang secara berlebihan atau tidak wajar terobsesi dengan budaya Jepang, seringkali dengan perilaku yang mengganggu atau tidak menghargai budaya asli Jepang dengan benar. Namun, seiring berjalannya waktu, istilah "wibu" sering digunakan dalam konteks yang lebih santai dan umumnya merujuk kepada penggemar yang sangat menyukai budaya populer Jepang tanpa memiliki konotasi negatif yang kuat seperti "weeaboo."


SEIYU

"Seiyuu" adalah istilah dalam bahasa Jepang yang merujuk kepada seorang pengisi suara atau aktor suara. Para seiyuu ini menyediakan suara untuk karakter-karakter dalam anime, film animasi, permainan video, drama radio, iklan, dan berbagai media lainnya.

Profesi seiyuu sangat dihargai di Jepang, karena suara karakter yang mereka bawakan dapat memberikan dimensi emosional dan kepribadian yang mendalam kepada karya yang mereka perankan. Seiyuu sering kali menjadi ikon dalam industri anime dan memperoleh penggemar yang setia.


LOLI

"Loli" adalah istilah yang berasal dari kata "Lolita" yang diambil dari novel karya Vladimir Nabokov yang berjudul "Lolita." Dalam konteks anime dan manga, istilah "loli" digunakan untuk merujuk kepada karakter perempuan yang memiliki penampilan fisik yang sangat muda, biasanya dengan ciri-ciri seperti tubuh mungil, wajah imut, dan tingkah laku yang polos atau kekanak-kanakan.

Karakter "loli" ini sering kali digambarkan sebagai anak-anak atau remaja yang lebih muda dari usia sebenarnya mereka, dan mereka bisa menjadi pusat cerita atau sekadar karakter pendukung dalam kisah. Karakter "loli" ini biasanya memiliki sifat yang lucu, polos, atau menggemaskan, dan sering kali menjadi objek proteksi atau perhatian dari karakter lain dalam cerita.


OTAKU

"Otaku" adalah istilah dalam bahasa Jepang yang awalnya merujuk kepada seseorang yang memiliki obsesi yang sangat besar terhadap suatu hobi atau minat tertentu, terutama dalam konteks penggemaran budaya populer Jepang seperti anime, manga, permainan video, dan komputer. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, istilah ini telah mengalami pergeseran makna.

Sekarang, "otaku" sering kali digunakan secara luas untuk merujuk kepada penggemar berat budaya populer Jepang, terutama anime dan manga. Orang yang disebut sebagai "otaku" biasanya memiliki pengetahuan mendalam dan minat yang mendalam dalam topik tersebut, dan mereka sering menghabiskan banyak waktu untuk menonton anime, membaca manga, mengikuti acara-acara seperti cospla tokoh anime, atau terlibat dalam komunitas online yang berkaitan dengan kesukaan mereka sendiri.

 

Mengenal istilah-istilah Jepang ini tidak hanya membantu dalam memahami bahasa, tetapi juga membuka pintu untuk memahami lebih dalam budaya Jepang secara keseluruhan. Dengan semakin berkembangnya minat terhadap budaya Jepang di seluruh dunia, memahami istilah-istilah ini dapat menjadi langkah awal yang menyenangkan dalam memperdalam pengetahuan tentang budaya yang kaya dan beragam ini.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang arti istilah Jepang dan mendorong pembaca untuk terus menjelajahi dan belajar lebih lanjut tentang keindahan dan kompleksitas budaya Jepang.

Arti Simbol Tm, R, dan C pada Sebuah Merek Dagang

 

™ © ®

Sebuah merek dagang atau produk tentu memerlukan sebuah logo untuk menjadi ciri khas bagi pengguna produknya. Dengan melihat logo, pengguna bisa langsung paham dan mengetahui bentuk produk apa yang diproduksi hanya dengan melihat logo yang dilihat. Namun, di setiap logo produk selalu terselip simbol kecil dengan bertuliskan c, r, atau tm. Nah, pada kesempatan ini penulis akan membahas arti dari ketiga lambang ini. Yuk mari dibaca sampai titik terakhir yaa!

 

a.Simbol TM

Singkatan "TM" pada sebuah logo biasanya merujuk pada "Trade Mark" atau "Tanda Dagang" dalam bahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pemilik logo tersebut telah mengajukan tanda tersebut sebagai merek dagang, meskipun proses pendaftarannya mungkin belum selesai.

Tanda TM menunjukkan bahwa pemilik logo tersebut mengklaim hak eksklusif atas penggunaan logo tersebut dalam kaitannya dengan produk atau layanan tertentu. Meskipun belum sepenuhnya didaftarkan, penggunaan tanda tersebut dapat memberikan perlindungan hukum dalam beberapa yurisdiksi (yurisdiksi ini dapat diartikan sebagai hak, kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh suatu negara untuk membuat peraturan- peraturan hukum, melaksanakan dan memaksakan berlakunya peraturan-peraturan tersebut).

Setelah pendaftaran selesai, tanda TM dapat diganti dengan simbol ® (Registered Trade Mark), yang menunjukkan bahwa merek dagang tersebut telah didaftarkan secara resmi dan mendapatkan perlindungan hukum penuh. Untuk logo R akan dijelaskan pada poin berikutnya.

 

b. Simbol R

Jika Anda melihat simbol "R" kecil dalam lingkaran pada sebuah logo, itu biasanya mengindikasikan bahwa merek dagang tersebut telah didaftarkan secara resmi. Singkatan "R" pada logo biasanya merujuk pada "Registered Trade Mark" atau "Merek Dagang Terdaftar" dalam bahasa Indonesia.

Simbol "R" kecil ini menunjukkan bahwa pemilik merek dagang telah menyelesaikan proses pendaftaran merek dagang di lembaga yang berwenang, seperti Kantor Merek dan Paten di negara tertentu. Ini menandakan bahwa merek dagang tersebut telah mendapatkan perlindungan hukum penuh, dan pemiliknya memiliki hak eksklusif untuk menggunakan merek dagang tersebut dalam kaitannya dengan produk atau layanan tertentu di pasar yang relevan.

Penggunaan simbol "R" pada sebuah logo menunjukkan kepada konsumen bahwa merek dagang tersebut memiliki status hukum yang kuat dan diakui secara resmi oleh pemerintah. Ini juga dapat membantu dalam melindungi merek dagang dari penggunaan yang tidak sah oleh pihak lain.

 

c. Simbol c

Simbol "C" pada merek produk biasanya menunjukkan bahwa merek tersebut telah didaftarkan sebagai merek dagang. Ini berarti pemilik merek telah melalui proses pendaftaran yang diperlukan di lembaga yang berwenang, seperti Kantor Paten dan Merek Dagang di negara tersebut. Tanda ini menunjukkan bahwa pemilik merek memiliki hak eksklusif untuk menggunakan merek tersebut dalam hubungannya dengan produk atau layanan tertentu, dan pihak lain tidak diizinkan untuk menggunakan merek tersebut tanpa izin.

 

Mencantumkan simbol "C" atau "®" (untuk merek yang telah didaftarkan) pada merek dagang adalah cara untuk memberi tahu konsumen bahwa merek tersebut dilindungi oleh hukum dan memiliki status resmi sebagai merek dagang yang terdaftar. Ini juga dapat membantu dalam melindungi hak-hak hukum pemilik merek terhadap penggunaan yang tidak sah atau pencurian merek.

Itulah penjelasan dari arti simbol TM, R, dan C pada suatu merek dagang atau produk. Terima kasih telah membaca artikel di Pandaipah! Penulis harap pembaca menemukan informasi yang bermanfaat dan menginspirasi dari artikel ini.

Penulis selalu berupaya memberikan konten berkualitas kepada pembaca. Jika memiliki pertanyaan, saran, atau ingin berbagi pengalaman terkait topik yang dibahas dalam artikel ini, jangan ragu untuk meninggalkan komentar di bawah yaa. Penulis senang jika ada sebuah masukan tentunya.

Terima kasih atas dukungannya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Salam hangat,

Pengembang Blog


Arti kata Kun, Sama, Senpai, Sensei dan Beberapa Panggilan Yang Ada di Jepang

Di Indonesia untuk memanggil seseorang terdapat beberapa panggilan, seperti memanggil seseorang yang lebih dewasa dari kita, memanggil orangtua, dan juga memanggil teman sebaya. Tidak hanya di Indonesia ternyata di jepang juga terdapat paggilan-panggilan khusus dengan mengikuti nama, seperti hiramaru-kun dan sebagainya. Penulis yang kerap menonton anime jepang sangat sering mendengar antar tokoh memanggil dengan akhiran “kun, sama, sensei dan lain-lain”, sehingga menimbulkan rasa penasaran di benak penulis. Nah untuk yang sudah berkunjung pada artikel ini tentunya memiliki rasa penasaran juga bukan? Yuk simak penjelasan yang sudah penulis siapkan.

1. Kun

"kun" adalah bentuk penghormatan yang lebih khusus, biasanya digunakan ketika berbicara kepada laki-laki yang lebih muda atau sebaya secara horizontal. Ini adalah salah satu bentuk sapaan yang digunakan untuk menyapa teman laki-laki, rekan sejawat, atau orang yang memiliki posisi yang sama atau lebih rendah dalam hierarki sosial atau pekerjaan.

Penggunaan "kun" juga bisa mengandung nuansa keakraban atau keintiman, terutama di antara teman sebaya. Namun, penggunaannya juga bisa bersifat formal dalam konteks tertentu, seperti dalam situasi profesional di tempat kerja. Misalnya, rekan kerja yang lebih muda secara usia atau dalam posisi yang sama mungkin dipanggil dengan "nama + kun" sebagai tanda penghormatan yang sopan namun akrab.

2. Sama

Sapaan "sama" dalam bahasa Jepang biasanya digunakan sebagai bentuk penghormatan yang sopan. Ini digunakan setelah nama belakang seseorang, seperti "Tanaka-sama" atau "Yamada-sama". Penggunaan "sama" menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap orang yang diucapkan dan biasanya digunakan dalam konteks formal atau resmi, seperti ketika berbicara kepada pelanggan, atasan, atau orang yang lebih tua.

"Sama" digunakan dalam berbagai situasi, termasuk di tempat kerja, layanan pelanggan, atau dalam pertemuan formal. Ini menunjukkan sikap sopan dan hormat terhadap individu yang diucapkan dan mengisyaratkan hubungan yang terjaga dengan baik.

 

3. Senpai

"Sempai" (先輩) adalah istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang memiliki pengalaman atau senioritas yang lebih tinggi dalam suatu kelompok, organisasi, atau lingkungan tertentu. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks hubungan antar-siswa di sekolah, dalam dunia kerja, dalam kegiatan klub, atau dalam berbagai organisasi sosial.

 

"Senpai" sering kali digunakan untuk menghormati dan mengakui senioritas seseorang dalam hal pengalaman, pengetahuan, atau keterampilan. Orang yang lebih muda atau baru dalam suatu lingkungan akan memanggil orang yang lebih tua atau lebih berpengalaman sebagai "senpai" sebagai tanda penghormatan. Sebaliknya, orang yang lebih tua atau lebih berpengalaman mungkin disebut sebagai "kohai" (後輩) oleh mereka yang lebih muda atau kurang berpengalaman.

4. Sensei

Sensei adalah kata dalam bahasa Jepang yang sering digunakan sebagai sapaan untuk guru atau orang yang memiliki otoritas atau keahlian tertentu, seperti instruktur seni bela diri, pelatih, atau bahkan dokter. Dalam konteks kebudayaan Jepang, kata ini juga bisa digunakan sebagai tanda penghormatan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan atau keahlian yang dihargai. Misalnya, seseorang bisa menggunakan "Sensei" untuk merujuk kepada guru mereka, baik dalam konteks sekolah formal maupun dalam pengajaran seni bela diri atau keterampilan lainnya. penulis sering mendengar di masyarakat lingkungan penulis penggunaan sensei untuk memanggil guru karate.

5. Dono

Dono adalah istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan sebagai bentuk penghormatan atau sapaan formal kepada seseorang. Istilah ini sering digunakan untuk menyebut seseorang dengan status sosial yang tinggi atau sebagai tanda penghargaan. Di masa lampau, "dōno" digunakan untuk merujuk kepada samurai atau orang-orang dari kelas sosial yang tinggi. Namun, penggunaannya telah berubah seiring dengan perkembangan zaman, dan saat ini istilah ini lebih sering ditemukan dalam konteks sastra klasik, drama, atau cerita sejarah. Dalam beberapa kasus, "dōno" juga dapat digunakan untuk menyapa seseorang dengan penuh penghormatan, terutama jika seseorang ingin menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap orang tersebut.

6. -Saan

“Saan” atau sering terdengan “san” adalah akhiran yang sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan ketika menyapa seseorang atau merujuk kepada seseorang. Ini sering digunakan bersama dengan nama orang, baik dalam percakapan lisan maupun tulisan. "Saan" umumnya digunakan untuk semua orang, baik pria, wanita, atau bahkan anak-anak, tanpa memandang status atau usia mereka. Ini adalah bentuk yang netral secara gender dan umumnya merupakan pilihan yang aman ketika tidak yakin menggunakan tingkat kehormatan yang lebih spesifik seperti "sama" atau "sensei". Misalnya, jika seseorang bernama Putri, maka orang tersebut dapat dihormati dengan menggunakan "Putri-san". Penggunaan "san" menunjukkan penghargaan dan kesopanan dalam interaksi sosial sehari-hari di Jepang.

 

7. Chan

"Chan" adalah akhiran yang sering digunakan dalam bahasa Jepang sebagai bentuk kecil dan manis dari sapaan. Biasanya, "chan" digunakan untuk merujuk kepada anak-anak, teman dekat, atau orang yang memiliki hubungan yang akrab dan intim.

Penggunaan "chan" sering kali mengekspresikan rasa kasih sayang, kehangatan, atau keakraban antara pembicara dan subjek yang disebutkan. Ini adalah bentuk sapaan yang hangat dan umumnya digunakan di antara teman sebaya atau oleh orang dewasa untuk memanggil anak-anak atau teman yang mereka anggap dekat.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan "chan" dapat dianggap tidak pantas atau tidak sopan jika digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang lebih tua atau memiliki status sosial yang lebih tinggi tanpa izin atau persetujuan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan konteks dan hubungan saat menggunakan kata "chan" dalam interaksi sosial di Jepang.


Itulah beberapa sapaan yang sering penulis dapatkan ketika menonton anime Jepang. Tentu meski ini dari anime, secara tidak langsung memperkenalkan kebudayaan yang ada di Jepang itu sendiri. Jadi, untuk kita sebagai orang Indonesia yang juga memiliki sapaan yang jadi ciri khas kita, mari kita lestarikan juga yah.

 

 

 

 

Perbedaan Lamaran dan Tunangan

Di era gempuran pertanyaan kapan menikah? Mana calonnya? (curahan penulis nih) tentu kita sempat berpikir, sebelum menikah ada suatu acara yang namanya lamaran dan juga tunangan. Sempat berpikir, apakah iya lamaran dan tunangan merupakan suatu kegiatan yang sama hanya beda penyebutan saja?

Lamaran dan tunangan adalah dua tahap dalam hubungan pra-pernikahan yang sering kali dianggap sama, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut adalah perbedaan antara keduanya.

LAMARAN:

Lamaran adalah tahap seseorang secara resmi menyatakan niatnya untuk menikahi pasangannya. Biasanya, lamaran terjadi ketika seseorang mengajukan pertanyaan kepada pasangannya apakah mereka mau menikah dengannya. Lamaran sering kali melibatkan pemberian cincin pertunangan sebagai simbol komitmen untuk menikah. Lamaran bisa menjadi kesepakatan pribadi antara kedua individu atau bisa juga menjadi acara yang dihadiri oleh keluarga inti dan teman-teman dekat.

TUNANGAN:

Tunangan adalah tahap kedua belah pihak (calon pasangan suami istri) secara resmi mengumumkan niat mereka untuk menikah satu sama lain kepada keluarga, teman-teman, dan masyarakat luas. Biasanya, tunangan terjadi setelah lamaran, ketika kedua belah pihak telah menyetujui niat mereka untuk menikah. Tunangan sering kali melibatkan pertemuan formal antara kedua keluarga untuk merencanakan pernikahan, termasuk tanggal pernikahan, lokasi, dan detail lainnya.

Pada saat tunangan, seringkali pasangan akan mengumumkan kabar bahagia mereka kepada keluarga, teman-teman, dan masyarakat melalui undangan atau media sosial, dan sering kali menyelenggarakan acara kecil untuk merayakan peristiwa ini. Mungkin pernah melihat acara lamaran tapi sudah pakai dekor, tenda segala macam namun belum sah? Nah itulah namanya tunangan, masih acara kecil-kecilan.

Jadi, meskipun lamaran dan tunangan sering kali dianggap sebagai langkah yang sama dalam proses pernikahan, lamaran lebih merupakan momen niat untuk menikah secara resmi diungkapkan, sementara tunangan merupakan pengumuman resmi kepada masyarakat tentang niat untuk menikah dan persiapan lebih lanjut untuk pernikahan tersebut.


Dan pesan dari penulis, semangat yaa untuk kita pejuang halal. 

Tuesday, July 11, 2023

Pahami perbedaan Manset, Mindset, Korset, Korslet, Pinset

Kata merupakan satuan terkecil dalam sebuah wacana. Ada banyak sekali keunikan dalam kata, kita membutuhkan kata untuk mengungkapkan segala yang ada di pikiran kita untuk menjadi sebuah alat komunikasi. Lalu pernah gak si kita ketika berbicara dengan satu kata yang keliru pengucapannya, sehingga kata yang kita ucapkan malah menjadi arti kata lain. Nah, pada artikel ini maksud dari penulis adalah menjelaskan beberapa kata berkesinambungan jika kita salah mengucapkannya malah menjadi arti kata yang lain. Seperti yang sudah dituliskan di judul berikut perbedaan kata manset, mindset, korset, korslet, pinset dan miniset.

a. Manset

Sumber: shop.consina-adventure.com

Manset merupakan bagian ujung lengan baju yang gunanya untuk menutup lengan, biasanya manset ini seperti kaus kaki yang dipakai namun atas dan bawahnya bolong suoaya bisa masukan dan menutup lengan atau kaki bagian dengkul/lutut.

 

b. Mindset

minset atau jika dalam penyebutan Bahasa Indonesia mainset, adalah istilah dalam Bahasa Inggris yang memiliki arti pola pikir. Pola pikir yaitu sekumpulan keyakinan yang ada di otak seseorang yang disimpan dengan baik dan dilakukan dengan perbuatan sesuai dengan yang diyakini seseorang yang memiliki pola pikir itu sendiri.

c. Korset

Sumber : Kompas.com

Beda lagi dengan kata korset ini, yaitu sebuah benda yang berupa kemban yan diberi kancing, digunakan dengan membalut perut. Biasanya yang menggunakan korset ini adalah para wanita yang gunanya untuk membuat perut wanita tampak lebih kecil atau langsing.


d. Korslet

korslet atau korsleting (bentuk tidak bakunya konslet) adalah terputusnya arus listrik karena kawat yang bermuatan arus positif dan negatif bersentuhan sehingga terjadi hubungan pendek dan biasanya ada sedikit percikan.


e. Pinset

Sumber: jadistore.com

Pinset atau keluarga penulis menyebutnya catutan, adalah sebuah alat penjepit kecil yang gunanya untuk menjepit benda-benda kecil yang sulit dijepit dengan jari tangan kita sendiri.

 

Itulah beberapa kata yang menurut penulis perlu kita ketahui arti dan maknanya. Jangan sampai kita asal sebut atau keliru dalam menyebutnya, misal menyebut mindset menjadi manset. Tentu itu menjadi hal yang lucu jika terjadi. Harapan penulis tentu untuk pembaca yang telah membaca artikel ini bisa paham dan menghindari kesalahan dalam penyebutan kata yang mirp-mirip ini.

 

Referensi : KBBI Aplikasi

Tuesday, April 4, 2023

Perbedaan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Rawat Intensif

Berobat adalah suatu istilah yang dikatakan jika seseorang mengalami sakit atau mengidap penyakit. Setiap orang pasti tidak ingin terserang penyakit, jadi jika seseorang sedang sakit pasti akan berobat. Berobat bisa dilakukan seseorang dengan berbagai upaya, seperti berobat di rumah dengan membeli obat, bisa juga berobat ke rumah sakit. Nah, jika kita berobat ke rumah sakit pasti ada beberapa istilah ketika berobat. Ada banyak sekali istilah di rumah sakit, seperti pelayanannya, nama ruangan, sistim pengobatan yang melayani, dan masih banyak lagi. Jadi, pada kesempatan ini penulis selaku pengembang blog tidak akan membahas seluruh istilah di rumah sakit, namun membahas beberapa yang dirasa penting untuk diketahui. Seperti yang sudah disebutkan di judul pada artikel ini akan dibahas perbedaan rawat jalan, rawat inap, dan rawat intensif. Berikut penjelasannya.

1.Rawat Jalan

Rawat jalan adalah suatu istilah jika kita berobat di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya untuk menyebut berobat yang ketika kita diobati langsung bisa pulang. Tentu jika kita artikan secara harfiah memang bingung, namun setelah mengetahui ini tentu jadi paham rawat jalan merupakan berobat yang bisa langsung pulang jika sudah selesai pengobatannya.

2. Rawat Inap

Berbeda dengan rawat jalan, rawat inap merupakan suatu istilah untuk menyebut berobat dan pasien harus menginap hingga benar-benar dianggap siap pulang oleh dokter yang melayaninya. Diambil dari kata inap yang berarti menginap. Jadi simpulannya rawat inap adalah berobat yang menginap.

3. Rawat Intensif

Rawat intensif adalah suatu istilah untuk menyebut pasien yang dalam keadaan darurat dan dipantau keadaannya terus menerus serta dimasukan ke ruangan khusus. Tentu dengan kata intensif sudah bisa mewakili artinya yaitu terus menerus. Tingkat kewaspadaan tinggi untuk istilah ini karena pasien yang diobati dalam keadaan darurat.

 

Itulah ketiga istilah yang menyebutkan untuk pelayanan pengobatan di rumah sakit. Penulis tertarik membahas ini karena penulis pernah mengalami kejadian yaitu disebutkan istilah ini namun penulis tidak mengetahui, dan penulis bingung yang saat itu anggota keluarga penulis yang akan berobat. Maklum saja, anggota keluarga penulis jarang yang berobat di pelayanan kesehatan jadi ketika sampai di sana ada beberapa istilah terdengar asing. Jadi penulis tidak ingin para pembaca mengalami kejadian penulis yaitu ketidaktahuan istilah yang ada di unit pelayanan kesehatan.

 
biz.