Di Indonesia untuk memanggil seseorang terdapat beberapa
panggilan, seperti memanggil seseorang yang lebih dewasa dari kita, memanggil
orangtua, dan juga memanggil teman sebaya. Tidak hanya di Indonesia ternyata di
jepang juga terdapat paggilan-panggilan khusus dengan mengikuti nama, seperti
hiramaru-kun dan sebagainya. Penulis yang kerap menonton anime jepang sangat
sering mendengar antar tokoh memanggil dengan akhiran “kun, sama, sensei dan
lain-lain”, sehingga menimbulkan rasa penasaran di benak penulis. Nah untuk
yang sudah berkunjung pada artikel ini tentunya memiliki rasa penasaran juga
bukan? Yuk simak penjelasan yang sudah penulis siapkan.
1. Kun
"kun" adalah bentuk penghormatan yang lebih
khusus, biasanya digunakan ketika berbicara kepada laki-laki yang lebih muda
atau sebaya secara horizontal. Ini adalah salah satu bentuk sapaan yang
digunakan untuk menyapa teman laki-laki, rekan sejawat, atau orang yang
memiliki posisi yang sama atau lebih rendah dalam hierarki sosial atau
pekerjaan.
Penggunaan "kun" juga bisa mengandung nuansa
keakraban atau keintiman, terutama di antara teman sebaya. Namun, penggunaannya
juga bisa bersifat formal dalam konteks tertentu, seperti dalam situasi
profesional di tempat kerja. Misalnya, rekan kerja yang lebih muda secara usia
atau dalam posisi yang sama mungkin dipanggil dengan "nama + kun"
sebagai tanda penghormatan yang sopan namun akrab.
2. Sama
Sapaan "sama" dalam bahasa Jepang biasanya
digunakan sebagai bentuk penghormatan yang sopan. Ini digunakan setelah nama
belakang seseorang, seperti "Tanaka-sama" atau
"Yamada-sama". Penggunaan "sama" menunjukkan rasa hormat
yang tinggi terhadap orang yang diucapkan dan biasanya digunakan dalam konteks
formal atau resmi, seperti ketika berbicara kepada pelanggan, atasan, atau
orang yang lebih tua.
"Sama" digunakan dalam berbagai situasi, termasuk
di tempat kerja, layanan pelanggan, atau dalam pertemuan formal. Ini
menunjukkan sikap sopan dan hormat terhadap individu yang diucapkan dan
mengisyaratkan hubungan yang terjaga dengan baik.
3. Senpai
"Sempai" (先輩) adalah istilah dalam
bahasa Jepang yang digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang memiliki
pengalaman atau senioritas yang lebih tinggi dalam suatu kelompok, organisasi,
atau lingkungan tertentu. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks hubungan
antar-siswa di sekolah, dalam dunia kerja, dalam kegiatan klub, atau dalam
berbagai organisasi sosial.
"Senpai" sering kali digunakan untuk menghormati
dan mengakui senioritas seseorang dalam hal pengalaman, pengetahuan, atau
keterampilan. Orang yang lebih muda atau baru dalam suatu lingkungan akan
memanggil orang yang lebih tua atau lebih berpengalaman sebagai "senpai"
sebagai tanda penghormatan. Sebaliknya, orang yang lebih tua atau lebih
berpengalaman mungkin disebut sebagai "kohai" (後輩)
oleh mereka yang lebih muda atau kurang berpengalaman.
4. Sensei
Sensei adalah kata dalam bahasa Jepang yang sering digunakan
sebagai sapaan untuk guru atau orang yang memiliki otoritas atau keahlian
tertentu, seperti instruktur seni bela diri, pelatih, atau bahkan dokter. Dalam
konteks kebudayaan Jepang, kata ini juga bisa digunakan sebagai tanda
penghormatan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan atau keahlian yang
dihargai. Misalnya, seseorang bisa menggunakan "Sensei" untuk merujuk
kepada guru mereka, baik dalam konteks sekolah formal maupun dalam pengajaran
seni bela diri atau keterampilan lainnya. penulis sering mendengar di masyarakat
lingkungan penulis penggunaan sensei untuk memanggil guru karate.
5. Dono
Dono adalah istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan
sebagai bentuk penghormatan atau sapaan formal kepada seseorang. Istilah ini
sering digunakan untuk menyebut seseorang dengan status sosial yang tinggi atau
sebagai tanda penghargaan. Di masa lampau, "dōno" digunakan untuk
merujuk kepada samurai atau orang-orang dari kelas sosial yang tinggi. Namun,
penggunaannya telah berubah seiring dengan perkembangan zaman, dan saat ini
istilah ini lebih sering ditemukan dalam konteks sastra klasik, drama, atau
cerita sejarah. Dalam beberapa kasus, "dōno" juga dapat digunakan
untuk menyapa seseorang dengan penuh penghormatan, terutama jika seseorang
ingin menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap orang tersebut.
6. -Saan
“Saan” atau sering terdengan “san” adalah akhiran yang
sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk menunjukkan rasa hormat dan
kesopanan ketika menyapa seseorang atau merujuk kepada seseorang. Ini sering
digunakan bersama dengan nama orang, baik dalam percakapan lisan maupun
tulisan. "Saan" umumnya digunakan untuk semua orang, baik pria,
wanita, atau bahkan anak-anak, tanpa memandang status atau usia mereka. Ini
adalah bentuk yang netral secara gender dan umumnya merupakan pilihan yang aman
ketika tidak yakin menggunakan tingkat kehormatan yang lebih spesifik seperti
"sama" atau "sensei". Misalnya, jika seseorang bernama
Putri, maka orang tersebut dapat dihormati dengan menggunakan
"Putri-san". Penggunaan "san" menunjukkan penghargaan dan
kesopanan dalam interaksi sosial sehari-hari di Jepang.
7. Chan
"Chan" adalah akhiran yang sering digunakan dalam
bahasa Jepang sebagai bentuk kecil dan manis dari sapaan. Biasanya,
"chan" digunakan untuk merujuk kepada anak-anak, teman dekat, atau
orang yang memiliki hubungan yang akrab dan intim.
Penggunaan "chan" sering kali mengekspresikan rasa
kasih sayang, kehangatan, atau keakraban antara pembicara dan subjek yang
disebutkan. Ini adalah bentuk sapaan yang hangat dan umumnya digunakan di
antara teman sebaya atau oleh orang dewasa untuk memanggil anak-anak atau teman
yang mereka anggap dekat.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan "chan" dapat
dianggap tidak pantas atau tidak sopan jika digunakan untuk merujuk kepada
seseorang yang lebih tua atau memiliki status sosial yang lebih tinggi tanpa
izin atau persetujuan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan
konteks dan hubungan saat menggunakan kata "chan" dalam interaksi
sosial di Jepang.
Itulah beberapa sapaan yang sering penulis dapatkan ketika
menonton anime Jepang. Tentu meski ini dari anime, secara tidak langsung
memperkenalkan kebudayaan yang ada di Jepang itu sendiri. Jadi, untuk kita
sebagai orang Indonesia yang juga memiliki sapaan yang jadi ciri khas kita,
mari kita lestarikan juga yah.